Kamis, 23 April 2015

Si Sekedar : Mahasiswa Bukan Sekedar Mahasiswa, Kuliah Bukan Sekedar Kuliah.

Dahulu, saat masa kanak-kanak (red : sebelum kuliah), saya rasa kuliah adalah dunia yang menyenangkan seutuhnya. Jika kau lihat di televisi, kau bisa datang berkuliah sesuka hatimu dan melakukan aktivitas-aktivitas yang kau suka. Belum lagi kau datang menjadi salah satu mahasiswa di perguruan tinggi yang menurutmu bergengsi. Alangkah bahagianya bila kau dapat belajar dan menempuh pendidikan di sana. Saat itu, kau berpikir, bahwa kuliah adalah jenjang masa depan. Sibuk mencari-cari jurusan yang dianggap memiliki hubungan dengan cita-citamu. Tapi, itu dulu.. Sebelum saya benar-benar paham mengenai hidup saat ini. 


Mungkin, sebaiknya saya awali dulu pembahasan saya dengan sebuah cerita. Ini mengenai perjuangan anak manusia. Yang haus akan kebanggaan dan kebahagiaan. Sebelum saya benar-benar menjalani kehidupan Perguruan Tinggi, saya benar-benar berada dalam fase 'kesombongan'. Hal itu sudah dimulai, sejak awal pemilihan jurusan dan PTN yang akan saya ambil. Entah keserakahan entah itu namanya kesombongan. Denagn percaya diri, saya memilih jurusan dan PTN yang 'tinggi' untuk dapat saya masuki, tanpa memilih yang saya pikir dapat memberikan saya untuk lulus di PTN. Sebut saja, tes itu bernama SNMPTN.


SNMPTN, bukanlah hal yang mudah untuk ditembus. Persaingan berpuluh ribu pelajar se-Indonesia, membuat saya juga ikut 'terdepak' dari orang yang dapat lulus di SNMPTN. Setelah itu, perjuangan berlanjut hingga saya mengikuti tes SBMPTN. Saat itu, saya memang berada dalam suasana yang kalut. Kesombongan dan keangkuhan masih saya 'peluk' waktu itu. Hingga masih saja bersikeras untuk memilih jurusan dan PTN yang semuanya 'tinggi'. Namun, berkat 'nasihat' dari orang tua, saya membuat pilihan dan akhirnya Alhamdulillah saya dapat lulus di jurusan dan PTN yang tidak saya sangka dan 'tidak saya suka'. 

Jika berbicara masalah kelulusan dan cara pemilihan saya untuk memasuki perguruan tinggi, mungkin akan panjang pembahasannya. Jika saya ada kesempatan, Insya Allah akan saya bagi mengenai perjalanan saya saat berjuang untuk bisa masuk PTN dan harus menerima takdir terbaik yang diberikan Allah pada saya. Mudah-mudahan saya bisa share pengalaman saya.

Namun, kali ini sebenarnya saya ingin membagikan pengalaman yang saya dapatkan semasa kuliah dan tepatnya saya alami akhir-akhir ini.

Sahabat, tahukah Anda? Saat Anda berkuliah, Anda akan berjumpa bermacam ragam watak manusia. Anda yang sudah bisa berpikir dewasa, namun ada juga yang berpikiran sebagaimana anak-anak yang membuatmu kadang harus memutar balik otak untuk dapat berinteraksi dengan baik satu sama lain.

Dahulu, waktu saya baru menduduki bangku kuliah, saya pernah mendengat kata-kata, 'Welcome to the jungle'. Awalnya, saya berpikir, ini gila. Mana mungkin kita memasuki kawasan yang berisi manusia diibaratkan bagai hutan. Tentu Anda paham maksud saya. Semakin kemari, saya makin paham. Bahwa jungle yang dimaksud adalah tempat yang dihuni oleh banyak manusia yang berbeda-beda karakternya. Ada yang bersikap bak seorang raja, menjadi seorang pemangsa, ada yang menjadi pengikut raja, dan banyak lagi karakter-karakter lainnya.

Namun, diluar semua itu, pahamilah arti MAHASISWA. Jangan bertindak, seakan-akan Anda hanya memandang kampus dari segi jungle saja. Pahamilah, bahwa dunia yang sedang Anda tempuh, begitu besar. Besar rintangannya, besar masalahnya, dan besar pemikirannya. 

Saya sangat kasihan bahkan iba, melihat seseorang yang berkuliah hanya berkuta pada nilai. Bahkan menjadikannya sebagai tombak-tombak yang akan menghunus. Memang, nilai itu penting. Saya tidak memungkirinya. Bahkan saya pun berpikir demikian. Namun, jangan sampai Anda dan saya menjadikan nilai sebagai persaingan. Tahukah Anda, kita bukan anak SD atau anak kecil lagi. Yang masih bersaing untuk menjadi juara. Saya rasa, Anda akan mengerti maksud saya.

Persaingan saat mendapatkan nilai, saya rasakan adalah hal yang benar-benar kekanak-kanakan bagi seorang Mahasiswa. Saat ini, Anda bukan lagi mencari juara kelas atau terpintar di kelas. Namun, Anda sedang dalam proses untuk menjadi Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan bermartabat bagi Indonesia. Jika Anda ingin mendapatkan nilai yang baik, maka berjuanglah. Mohonlah pada yang Maha Kuasa. Pintalah ridho kedua orang tua. Belajarlah semaksimal yang Anda bisa.

Jangan lakukan hal-hal yang 'mencoreng' muka Anda sendiri saat Anda menjadi mahasiwa. Mahasiswa yang hanya mencari nilai dan dengan jalan yang sia-sia. Anda ingin berbuat curang saat ujian, atau bahkan menjatuhkan orang yang Anda kira lebih hebat dari pada Anda. Sungguh, saya pikir, ini bukanlah Mahasiswa Indonesia yang seharusnya.

Kita tentu punya hati kecil. Jika dulu Anda begitu bahagia saat memasuki bangku kuliah, lalu apa Anda bahagia dengan hasil yang Anda dapatkan saat kuliah? Apa dengan keirian dan kecurangan Anda dapat bahagia? Anda bisa jawab dengan hati kecil Anda.

Saya pun begitu. Saya juga sedang mencoba 'melecut' diri saya sendiri. Namun, yang saya dapatkan dari kehidupan saya, inilah adanya. Kuliah, bukan hanya sekedar nilai. Sukses, bukan hanya ditentukan oleh nilai Anda. Tapi ridho dan izin Yang Maha Kuasa serta ridho orangtua.

Anda juga hrus memiliki kepribadian yang harus terus berubah menjadi lebih baik dari waktu ke waktu, sosial Anda dengan masyarakat yyang Anda temui setiap hari haruslah baik, etika, sikap, dan cara berpikir Anda dan saya perlu diubah,

Sepertinya, saya terlalu mendikte dalam tulisan saya kali ini. Namun, saya tidak bermaksud demikian. Saya hanya ingin saya, Anda, dan kita semua bisa berubah. Kuliah, bukan hanya sekedar datang, duduk, dan mencari nilai. Namun, makna 'Kuliah' itu sendiri begitu luas.

Saya ingin mengutip pesan-pesan dari Buya Hamka :
Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup.
Kalau bekerja sekedar bekerja, kera juga bekerja.

Jadi, jangan hanya sekedar menjadi mahasiswa karena Anda dan saya hanya akan jadi si 'sekedar'nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar