Jumat, 30 Januari 2015

Yuk, Cari Mutiara dalam Lumpur!

Assalamu'alaikum pembaca di mana pun berada..

Oke, setelah sekian lama vakum dari dunia "per-blogger-an" akhirnya, saya terinspirasi lagi untuk menulis di blog yang cukup lengang ini. Beberapa fenomena yang menarik untuk dikupas dan dibahas, semoga bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua. Aamiin.


Sebelumnya, mari kita menyelam pada dunia fabel sejenak. Kita mulai dari kisah para"tikus" yang berkeliaran di mana-mana. Ok, kalau cuma berkeliaran, boleh lah. Lagi pula, mereka kan imut-imut dan lucu-lucu *Saya tidak bilang ini fakta, ya. Anggap saja kalau tikus-tikus itu lucu. Bagi Anda yang geli melihat tikus, tolong jangan dibayangkan. Karena saya tidak bertanggung jawab dengan apa yang akan terjadi. Tapi, yang menjengkelkan dan membuat sebal luar biasa, tikus-tikus itu malah mencuri semua yang bukan haknya. Akibatnya, hilang dan pupuslah semua keimutan dan kelucuan tikus yang sempat terpikir. Dan akhirnya, tikus hidup di dunia antara bahagia dan merana selamanya. *Pletak! Ini cerita apaan???

Dari cerita tikus, kita beralih pada cerita cicak dan buaya. Mereka berperang, dan masing-masing saling mengganggap bahwa dirinyalah yang benar dan akan menang. *Maing-masing dari pembaca tentu bisa menilai siapa yang benar dan akan menang. Semua pilihan ada di tanganmu. Saya juga nggak bakalan maksa, kok. Pilih cicak boleh,pilih buaya boleh. Tergantung pada pola pikir masing-masing. Namun, yang benar di mata Tuhan, tentulah itu yang sebenarnya benar. Padahal kita sama-sama tahu, bukan? Buaya dan cicak punya empat kaki. Cara berjalan yang hampir sama. Buaya pun, jika memakan cicak, tentu tidak akan kenyang. Lalu, untuk apa mereka berperang? Coba deh bayangkan kalau cicak sama buaya temenan, jalan beriringan *kalau bisa gandengan, biar lebih akrab gitu, kan cakep tuh. *sambil acung jempol. Dan endingnya, mereka bisa hidup bahagia selamanya.


Udah deh, segitu dulu cerita fabelnya. Maafin ya kalau garing, ngga bagus, nggak nyambung, bikin bingung, bikin bosan, bikin malas buat lanjutin baca, bikin keki, bikin emosi, sampai-samapi berencana mau nonjok penulisnya. :P

Kata-kata muqodimahnya udah selesai, sekarang kita masuk ke saripati alias inti dari tulisan ini. Let's read!!!

Tahu gak sebab dari semua hal yang diceritakan secara garing sebelumnya terjadi? PENYAKIT HATI. Nah, itu tu sebabnya. Si tikus mencuri, karena tidak pernah merasa puas dengan apa yang dimiliki. Udah imut, udah lucu, ngegemesin, apalagi yang kurang, coba? *bagian ini, bacanya dengan nada yang sedikit ditinggikan, biar bacanya lebih berasa aja gitu. Hmm,, kira-kira apa ya? Kalau menurut saya sendiri sih, yang kurang itu adalah rasa BERSYUKUR. Ya, nggak? Atau pembaca punya tambahan pendapat yang lain? Silahkan :)

Kedua, masalah cicak dan buaya. Siapa yang salah sebenarnya? Lagi-lagi, jawabannya adalah adanya PENYAKIT HATI. Adanya sesuatu yang menyesakkan di antara cicak dan buaya, membuat rasa tersebut meluap hingga membuat ledakan yang menggemparkan dunia *Ya elah, bahasanya -_- Miris banget buat dibaca. Rasa iri, dendam, merasa  benar tanpa butuh koreksi. dan lain-lain, membuat satu sama lain merasa tidak enak hati hingga akhirnya terjadi perang. Namun, pertanyaan yang menggantung di kepala saya adalah, tidak menyesalkah jika sudah terlanjur berantem? Beneran nih? Serius? Udah, nggak usah boong. Jujur aja deh. *maksa banget dah :3 Perdamaian dan saling mengakui kesalahan, itulah yang seharusnya dilakukan.

Dan kedua cerita ini ditampilkan dan digembor-gemborkan di semua 'kotak layar' yang bisa dilihat oleh jutaan pasang mata. Akibatnya, timbullah berbagai macam argumen, baik yang baik atau buruk. Sebenarnya, fine-fine saja jika berpendapat. Namun, ada hal yang selama ini terlupa dari berjuta pasang mata tersebut. Hikmah dan pelajaran, itulah dia. Ambil hikmahnya, buang segala carut-marut yang melikar padanya. Tiada gunanya jika hanya mampu berkomentar tanpa ada aksi yang bisa membuat sebuah perubahan. Gali dan temukanlah mutiara yang terdapat dalam kubangan lumpur. Semoga saja, mutiara tersebut bisa membawa pada perubahan. Perubahan yang memberikan pencerahan. Baik untuk pelakon para pelakon fabel diatas dan juga untuk berjuta pasang mata yang menjadi saksi kisah mereka. :)

Semoga bermanfaat :D
Wassalam