Selasa, 25 Juni 2013

Cerpen,,,, yuhuuuu

Walaupun ngebosenin, baca aja dulu deh,,, ini juga ada di coretanafzhi.blogspot.com

Semut Berkata tentang Pelangi

Heru berlalu meninggalkan kerumunan di hadapannya. Dari pada dia harus menjadi bahan lawakan di sana, lebih baik dia melakukan hobinya. Nungging-nungging menghadap tanah sambil mencari semut. Kalau udah ketemu semutnya, diajak ngomong deh kaya orang kuker alias kurang kerjaan.
“Mut, emang salah gue apa sih? Masalah belajar gue nggak bodo-bodo amat, nilai gue bisa dibilang nggak bermasalah, duit gue juga nggak kere-kere amat, muka gue juga nggak jelek-jelek amat – kalo masalah muka semut pun bakalan nggak percaya kalo mukanya Heru nggak jelek-jelek amat – tapi, kenapa nggak ada satu cewek pun yang hatinya nyantol ke gue? Si Tedi yang terkenal nggak laku-laku sejagat raya aja berhasil nembak Fani kemarin. Masa gue kalah ama si Tedi? Apa kata dunia?” Heru ngomel muncrat-muncrat, bisa bikin rumah semut jadi banjir 10 meter.
“Woy, Ru. Lo ngapain di situ? Nungging-nungging kaya anak kelinci. Ngambek lo? Baru di bilangin gitu aja udah kaya anak cewek. Ntar tambah nggak laku lho?” Joko teman Heru semenjak SD yang sudah mengerti dengan adat-istiadat Heru kalo lagi ngambek menegurnya.
“Udah deh. Lo nggak usah ngomong lagi. Lo belum pernah ngerasain sepatu butut bakar nyenggol jidat jenong lo, kan?” Heru pergi ke luar kelas meninggalkan Joko yang sibuk mengusap-usap jidatnya yang takut ditimpuki sepatunya Heru. Teman-teman dekat alias sahabatnya yang lain hanya mampu geleng-geleng kepala. Mereka tak habis pikir dengan Heru. Padahal mereka ber-5 yang terdiri dari Heru, Joko, Tedi, Riko, dan Gigo udah bikin janji dari zaman prasejarah – lebay amat – nggak bakalan saling iri kalo temannya dapat berkah, termasuk dapat pacar. “Mungkin dia frustasi kali, karena dia orang satu-satunya di kelompok kita yang masih jadi JOGAMUT (jomblo nggak imut),” ujar Gigo. Yang lain hanya bisa mengangkat bahu.
*
            Taman belakang sekolah selalu menjadi tempat pendinginan otaknya dari berbagai masalah yang dihadapi. Masih dengan rutinitas yang sering dilakukannya kalo lagi ngambek, dia nungging-nungging nyari semut. Sebenarnya, kebiasaan nungging-nungging ini cuma diketahui teman-teman dekatnya. Selebihnya, tidak ada yang tahu. Termasuk emaknya. Pernah sekali Joko bertanya, “Ru, ngapain sih lo nungging-nungging kaya kelinci gali sarang gitu?”
“Dari pada gue bikin diary, bikin capek tangan aja. Mending gue langsung ungkapin aja.”
“Ungkapin palalo peyang. Muka ngadap tanah gitu mau ngomong ama siapa?”
“Lo gak tau apa kalo di tanah itu masih ada makhluk hidup? Nah, dia kan juga punya telinga tuh. Tentu dia bisa dengerin gue.”
Up to you deh,” kalo udah nyebutin kata yang satu itu artinya si Joko udah kehabisan stok kata-kata buat ngomong alias nyerah.
Karena udah capek nungging-nungging gak karuan, Heru berhenti. Beranjak menuju kursi-kursi taman. Dan apa yang terjadi? Nggak terjadi apa-apa kok. Si Heru cuma tidur lelap plus ngorok kaya pake speker yang bunyinya kemana-mana.
“Ru, bangun Ru. Ayo bangun. Tidur mulu. Ada preman nih di samping lo!” seseorang, tepatnya seekor semut yang berada di hadapannya membangunkannya.
“Weits enak aja lo. Sok-sok jadi preman lo, ya. Gue keluarin jurus kakeknya dari omnya nenek tante gua baru rasa lo,” Heru berlagak sok gaya. Dilihatnya benda yang berada di hadapannya. Hitam, besar, tingginya kira-kira tiga meter. Semut raksasa! Heru terdiam. Berhenti berlagak.
I’m sorry dah,” lanjut Heru menggigil.
It’s okay. Sebenarnya tadinya gue datang buat ngabulin 3 permintaan lo. Tapi karena lo udah sok berlaga akhirnya nggak jadi. Tapi karena lo udah mau minta maaf, gue kasih lo satu permintaan,” semut raksasa menunjukkan telunjuknya.
“Beneran? Kalo gitu gue pingin punya sesuatu yang indah yang bisa gue tunjukkan ke temen-temen gue, kalo bisa gue punya seorang cewe,” pinta Heru tanpa basa-basi.
Si semut langsung menyerahkan sebuah amplop berwarna putih,”Ini dari seorang peri kenalan gue. Sebenarnya gue emang ke sini buat ngasih ini.”
            “Ah udah. Sekarang lo pergi sana dari dunia gue,” lanjutnya.
            Heru terbangun. Baru dia menyadari dirinya kembali dari mimpi. Amplop mimpi tadi masih digenggamnya. Diliriknya jam tangannya. Pukul 10.45. Heru wajib bergegas ke kelas kalau tak mau disetrap oleh Pak Boko buat berdiri kaya bebek bengong di depan kelas.
*
            Jika kamu mencari cinta, mungkin itu aku. Kalo kamu cinta, tolong lukiskan pelangi untukku. Karena dari pelangi aku datang. Kalo kamu ada masalah langsung tanya ke semut temanku. Amanda. Itulah isi surat yang dibawa oleh semut raksasa.
            “Gue ragu sih sama surat itu. Emang beneran ada bidadari turun dari pelangi gitu?” komentar Riko saat ditunjuki surat itu oleh Heru. Saat ini Heru baru mau bersama dengan Riko. Maklum, Riko orangnya bisa lebih paham masalah orang. Jangankan masalah orang, masalah sapi kepunyaan bapaknya aja dia tau.
            “Tapi kalaupun bener, lo beruntung kok. Sekarang kan November. Bi...bi...biasanya bulan ini musim penghujan,” Riko sedikit terbata saat melihat Heru bersiap membuka sepatunya karena marah.
            “Kabur!”
*
Tiga hari kemudian
            “Kata si Riko, November musim penghujan, kok hujannya gak turun-turun, gue tanya semut aja kali, ya?” Heru gelisah di teras sambil nungging.
“Ya ampun, Ruuuu. Kamu ngapaian nungging-nungging di teras?” Emak teriak histeris liat kelakuan anak semata wayangnya itu. Udah tiga hari ini Heru keliatan aneh di matanya. Tiap pulang sekolah, kerjaannya cuma duduk bengong di teras rumah, dan kalo sore dia nungging-nungging gaje gitu. Emak khawatir Heru kesambet jin pohon nangka di jalanan deket rumah.
“Kamu sehat kan, Ru?” Emak nempelin punggung tangannya ke jidat Heru.
“Sehat, Mak. Heru cuma pingin hujan turun!” jawab Heru lugu sambil terus nungging. Emak menepuk jidatnya. Apa ritual mendatangkan hujan udah berubah ya?
“Soalnya Amanda bakalan datang kalo ada pelangi. Ada pelangi kan setelah hujan, Mak!” kata Heru. Emak tambah puyeng dan hanya bisa diam.
Beberapa saat kemudian, hujan pun turun. Heru berguling-guling girang di tanah depan rumahnya. Tubuhnya udah kaya tikus nggak mandi-mandi 3000 tahun. Pelangi itu datang. Namun, Amanda tak jua tiba. Eh, malah yang datang empat tikus lain tapi kali ini kayanya habis mandi soalnya udah basah kuyup. Siapa lagi kalo bukan empat sohib gajenya Heru.
“Mana cewenya, Ru. Kata si Riko, lo bakalan dapat bidadari kalo ada pelangi,” sorak Tedi.
“Belom nih. Kayanya bentar lagi. Eh, ngapain lo semua ke sini?” tanya Heru.
“Mau liat cewe lo,” serentak semuanya menjawab.
“Aw!” Tiba-tiba Heru mengaduh. Dilihatnya kakinya yang merah bin bengkak digigit semut merah. Namun bukan itu saja yang membuatnya kaget. Ada kertas bertulisan di samping kakinya. Isinya : Sekarang kamu telah menemukan keindahan. Amanda. Akan bersama dan damai selamanya. Sekarang Amanda ada di sampingmu.Heru melihat sahabat di sampingnya. Sahabat itu keindahan selamanya. Dan masalah cewe juga bakalan ada nantinya.

coretan yang kedua

ini nih, tulisan aku yang lain i coretanafzhi.blogspot.com... baca ya... Check this out:

CORETAN 2

Hidup itu kadang tak kita mengerti

Ada yang bilang, hidup itu.....

Ada di atas ada di bawah

Ada yang baik ada yang buruk

Ada yang putih ada yang hitam

Tapi bukan itu yang dimaksud kebanyakan orang

mereka sadar dengan roda hidup saat mereka di bawah

Saat mereka tak berkekuasaan dan berkehormatan

Tak di dengar lagi

dan merasa

Hilang

Nge post yang udah lalu

Dari pada bingung,,, ini aku post isi blog aku yang ada di coretanafzhi.blogspot.com karena yang itu udah nggak di pake lagi,, mending di share  di sini...

coretan 1

Sahabatku.....

Tulisan ini tertuju pada umat yang akan membawa energi kebaikan

Walaupun saat ini adaptasi itu masih terus dilakukan

Padahal sudah lama kita berencana untuk bersama-sama

MERANGKUL satu sama lain 

Saling menguatkan di saat yang lain terjatuh lemah

Saling membimbing saat ada yang tak mampu berdiri

Saling menyebarkan energi positif saat yang lain teraliri energi negatif

Apakah saat ini kita masih sanggup untuk menyampaikan argumen-argumen yang hanya ingin membuat kita baik di mata yang lain??

Masihkah kita tidak ingin mendengarkan yang selalu diam??

Kapan kita mengizinkan mereka untuk bertukar pikiran dengan yang selalu menerima???

Sanggupkah kita menahan tangis saat hasilnya keluar nanti???

Renungilah Sahabatku .....

Dan kuyakin QUANTUM EL - KHAIRUM memiliki jiwa - jiwa lembut yang akan merenungi goresan dunia maya ini...


Sekolah Dambaanku

SEKOLAH DAMBAAN. Bicara soal sekolah dambaan, ini nih sekolah dambaan versi aku.

Sekolah itu adalah separuh kehidupan bagi siswa atau siswi. Lho? Kok gitu? Bagaimana tidak, hampir setengah hari siswa siswi berada di sekolah. Banyak cerita yang dapat terjadi di sekolah. Bagi beberapa siswa sendiri sekolah bukan hanya sebagai tempat mencari ilmu, tapi juga bisa sebagai tempat bercengkerama (ngerumpi bisa juga kali), tempat menemukan teman, tempat istirahat (tidur tepatnya, pas jam pelajaran), tempat curhat (lebih enak lagi kalo ada guru konselingnya), terus bisa juga sebagai tempat mengembangkan semua kemampuan yang ada (aseeeek). Namun, dibalik semua itu, utamanya sekolah masih merupakan tempat pembelajaran (banyak banget pelajaran yang didapat dari kehidupan sehari-hari di sekolah, bukan hanya pelajaran akademik, namun juga non akademik).

Sekolah akan lebih menjadi tempat yang menyenangkan lagi, kalau dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan siswa. Sekolah bisa menjadi tempat mengembangkan bakat seperti contohnya ada lapangan bola, baset, dan voli yang terpisah. Selain itu juga ada labor yang berbeda untuk masing-masing pelajaran yang memiliki fasilitas yang lengkap. Oke, punya tu.  Lingkungan yang bersih juga dibutuhkan untuk meningkatkan minat belajar. Tapi, yang dibutuhkan bukan hanya partisipasi beberapa oknum saja dalam kebersihan sekolah ini. Siswa-siswi pun menjadi pokok utama dalam menjaga kebersihan sekolah ini. Kan percuma, kalau lingkungan sekolahnya juga di bersihkan, tetapi siswa dan siswinya masih saja mengotorinya dengan membuang sampah sembarangan.

Kalau untuk keenjoyan belajar di kelas, sebaiknya kelas boleh dihias oleh siswa sendiri. Dan juga kelas boleh di cat sendiri oleh siswa sesuai dengan warna yang diinginkan. Kan lebih keren dan lebih bisa menikmati, karena suasana dibuat sendiri sesuai kenyamanan.

Guru menjadi penunjang dalam kehidupan di sekolah. Kalau tidak ada guru, sekolah akan hampa jadinya. Gurulah yang membimbing dan menjadi orang tua saat di sekolah. Banyak murid mendambakan memiliki guru yang perhatian. Apalagi seorang wali kelas yang bisa menjadi orang tua yang dekat dengan siswa-siswi di kelasnya. Tentu guru tersebut bukan hanya sebagai seorang pemberi ilmu saja, namun guru juga bisa menjadi tempat berkonsultasi siswanya. Sekolah akan lebih menyenangkan jika antar guru dan siswa memiliki hubungan yang erat.

Nah ngomong-ngomong masalah orang tua nih, komunikasi pihak sekolah sama guru seharusnya lebih diperhatikan. Biar nggak ada salah paham. Apalagi masalah siswa. Misalnya aja, siswa ini sudah unyu-unyu banget mau pergi ke sekolah dan pamit sama orang tuanya. Eh tau-taunya malah pergi keluyuran sana-sini. Hal ini bisa diantisipasi kalau orang tua terus menjalin komunikasi dengan sekolah kan??


Teman, juga merupakan aspek penting di sekolah. (Kalau sendiri namanya home schooling bukan sekolah). Antar siswa yang satu dengan yang lain harus saling menjalin hubungan yang baik. Antara yang satu dengan yang lain harus saling memahami. Kalau diandaikan, antar siswa yang ada di sekolah itu sudah bagaikan saudara. Bagaimana tidak, coba saja kalau misalnya ada yang berkelahi di sekolah apalagi di kelas, proses belajar mengajar tidak akan berjalan lancar. Di tengah pelajaran akan ada saja yang lirik-lirikan penuh kedendaman. Dan yang lainnya menonton dengan wajah cemas *alay deh. Itu makanya antar siswa harus ada rasa saling memahami dan rasa persaudaraan sehingga akan timbul suatu rasa senang saat berada di sekolah.

Bukan sekolah namanya kalau tidak ada ujian. Tapi, terkadang ujian disalah artikan bagi anak sekolahan. Ujian itu merupakan ajang untuk menguji diri apakah kita sudah berhasil memahami  sebuah pelajaran atau tidak. Yang saya inginkan disaat ujian itu harusnya begitu dijaga ketat. Apalagi ujian kelulusan. Di sini kita betul-betul di uji apakah kita memang paham dengan pelajaran selama tiga tahun atau tidak. Ujian itu butuh kejujuran.  Jadi, sekolah bukan hanya sekedar untuk berhura-hura bukan? Banyak hal yang bisa dijadikan sebagai cerita indah di masa-masa sekolah. ^_^