Senin, 09 Mei 2016

Selamat Datang! Selamat Datang di "Dunia (Kampus) Perjuangan"!

Kemarin lusa baru saja terjadi euforia. Semprotan cat pilox, bau menusuk dari tinta spidol menemani kemeriahan perayaan sebuah “Kelulusan”. Berkonvoi bersama di jalanan, selayaknya mengumumkan kepada umat bahwa, “Lihatlah! Saya sudah lulus.”
Bagi sebagian orang, mungkinlah itu bukan suatu masalah. Apa salahnya bergembira untuk sebuah kemenangan? Sebagian lain, merasa miris dengan pemandangan yang ada. Mengapa harus bercoret-coret ria? Banyak hal bermanfaat yang dapat dilakukan untuk sebuah kelulusan. Sudahkah dirimu bersujud memunajatkan syukur pada Yang Maha Kuasa? Atau sudahkah engkau salami tangan kedua orangtuamu yang telah menengadahkan tangannya di setiap sembahnya pada Yang Maha Kuasa untuk mendoakanmu?
Ada dua jalan berpikir yang bermula di titik ini. Semua orang punya pilihan untuk berada di sisi mana. Kita berpikir, menilai, dan mengetahui mana yang terbaik.
Namun... Jalan ke depan masih panjang, adik-adikku, saudara-saudariku. Kau baru saja membuka pagar kehidupan. Selamat datang di dunia perjuangan! Melangkahlah, berlarilah!
***
Kemarin, euforia kelulusan tiba-tiba menjadi fatamorgana. Ada yang kembali melanjutkan kebahagiaannya, namun tak sedikit juga yang bersedih hatinya.
Kembali ada 2 fenomena yang menyeruak.

“Ibu, Alhamdulillah aku lulus di universitas yang kuinginkan.”
“Ibu, aku belum lulus kali ini.”

“Ayah, aku diterima dijurusan itu.”
“Ayah, teman-temanku banyak yang diterima di sana. Tapi, aku belum Ayah.”

“Wah! Selamat ya atas keberhasilanmu!”
“Tetap semangat ya! Masih banyak jalan lain menuju universitas yang kamu dambakan!”

Dunia terus berputar. Kejadian demi kejadian turut bergulir. Berbagai fenomena pun mulai terkuak. Siapapun yang menang, bersyukurlah. Langkahmu telah dimulai, tapakilah jalanmu ke depan. Selamat datang! Selamat datang! Perjuanganmu masih panjang. Indonesia menanti perubahan dari engkau nantinya, para pemuda yang berjuang dan berusaha pada kebaikan dan kebenaran.
Siapapun yang merasa kalah, ingatlah, peperangan ini belum berakhir. Jika perjuangan mencapai perguruan tinggi dengan ‘pertempuran’ lewat input nilai secara elektronik belum mampu engkau menangkan, itu bukanlah akhir segalanya. Allah punya kuasa atas segala hal. Masih ada pertempuran lewat pensil dan kertas putih yang harus engkau perjuangkan. Bersedih, itu memang hal yang biasa. Tak ada manusia yang mampu menepis dari rasa nuraninya. Kecewa, lumrah adanya. Berlarut-larut dalam kesedihan dan kekecewaan, di situlah letak tidak biasa dan bukan sebuah kelumrahan. Kenapa? Karena Allah lebih menyukai hamba-Nya yang kuat daripada hamba yang lemah. Selamat datang! Selamat datang! Inilah perjuangan wahai adik-adikku, saudara-saudariku. Ini baru permulaan. Langkah awal keluar dari gerbang.
Kedepannya, engkau akan menduduki bangku perkuliahan yang tak terduga kapan akan panas atau  dinginnya. Engkau harus berusaha, berdoa, ikhtiar, dan tawakal. Jangan bersedih! Jangan kecewa! Selamat datang! Selamat datang! Selamat datang di dunia penuh perjuangan!
Yang selalu kuingatkan, pesan-pesan perjuangan dari kedua orangtuaku:
“DUIT” Doa, Usaha, Ikhtiar, Tawakal.

Good luck adik-adikku, saudara-saudariku. Semoga berkah Allah selalu mengiringi jalanmu. Semangat selalu! Kami tunggu kehadiranmu di wilayah penuh perjuangan ini :)


Ai Warmen
10/5/2016, 8:54 WIB
Di atas tembikar berwarna hitam