Kamis, 31 Juli 2014

Jawaban Kemenangan (Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku)

Dodi menepuk-nepuk dada. Bangga dengan hal yang didapatnya.
“Kamu baru tau siapa aku. Harusnya dari dulu kamu sudah tahu!”
“Jangan sombong, Dod. Baru satu kali kamu menjadi pemenang dalam kompetisi ini!”
“Menyanyi sudah keahlianku, kamu sudah kalah jauh dariku, Kintan!”
“Jangan seperti itu, teman-teman,” Furi menengahi.
Dodi kembali mendengus. Dia tak mau menghiraukan kata-kata Furi. Dia sudah terlalu melayang setelah dipuji juri.
“Itu juga baru awal. Bukan akhir. Toh juga belum pengumuman,” nada kintan tampak seperti mengejek.
Furi hanya diam. Dia jauh tertinggal dari keduanya.
“Dodi!” Suara MC menggema dari atas panggung. Dodi berlari naik ke atasnya. Kemenangan di tangannya.
“Kintan!” Lanjut MC
“Selanjutnya, Furi!” Suara MC lebih keras dan menggema.
“Itulah juara kita dari peringkat tiga sampai satu,” MC mengakhiri acara.

Furi terdiam sambil berpikir. Sesaat tersirat sebuah senyum di bibirnya.

Cahaya Bintang Lika (Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku)


Dika seolah-olah terkaget dengan kedatangan Lika.
“Kenapa tiba-tiba terang? Ada cahaya bintang yang datang kah? Padahal sebentar ini aku masih tidak bisa melihat apa-apa di luar sini.”
“Kamu jangan sok memuji seperti itu, Dika. Aku salah tingkah jadinya.”
“Haha, aku hanya bergurau, Lika. Jarang-jarang ada orang sepertiku memujimu,” Dika tergelak.
Lika tersipu malu. Dia jarang menerima pujian, bahkan lebih sering cemoohan. Lika juga tergelak dibuatnya. Masih ada laki-laki yang memujinya.
“Kamu memang baik. Masih menerimaku berada di sampingmu. Walau aku tak sempurna,” Lika berkata lembut.

“Tentu. Karena aku tak akan memiliki saudara sepertimu. Kita terlalu mirip dan jarak kita bisa dihitung. Aku sayang padamu, Lika. Ayo kita masuk!” Dika mendorong kursi roda yang diduduki Lika.